Belakangan ini jumlah kasus lonjakan penderita
Covid 19 kian tak terbendung, sejumlah Provinsi di Indonesia melaporkan peningkatan kasus seperti Jawa Tengah, Jawa Barat,
DKI Jakarta serta beberapa Provinsi lainnya di luar Jawa. Untuk menekan
penyebaran virus corona di masyarakat pemerintah tak henti-hentinya memberikan himbauan
kepada masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan, dengan rutin mencuci tangan dengan sabun, memakai masker serta menghindari
kerumunan.
Upaya lain yang dilakukan pemerintah untuk mencegak penularan Covid-19 adalah dengan menyediakan vaksin. Saat ini perkembangan Vaksin Corona di negara kita memasuki babak baru. Belum lama ini kurang lebih 1,2 juta dosis vaksin virus corona buatan farmasi Tiongkok, Sinovac, telah tiba di Indonesia. Bahkan informasi kedatangan vaksin virus corona ke tanah air langsung disampaikan oleh Presiden Joko Widodo.
Kalau kita cermati bersama, pada bulan November lalu, banyak sekali berita heboh tertulis di media massa. Bahwasanya Pemerintah Indonesia berencana memulai program vaksin COVID-19. Kabarnya ada tiga kandidat vaksin corona yang didatangkan, yaitu Cansino, Sinovac, dan G42/Sinopharm.
Menurut keterangan di situs maritim dot go dot id tim dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), Kementerian Kesehatan, MUI (Majelis Ulama Indonesia), dan Bio Farma berangkat ke China pada 14 Oktober untuk melihat fasilitas produksi dan kehalalan produk vaksin COVID-19 Cansino dan Sinovac. Sementara itu, untuk Sinopharm, data uji klinisnya diambil langsung di Uni Arab Emirates (UAE).
Saya menonton beberapa podcast di chanel YouTube Dedy Corbuzier tentang Vaksin ini, terakhir saya menonton podcastnya bersama dokter Tirta. Katanya vaksin yang datang di awal awal ini diperuntukkan untuk tenaga kesehatan. Karena yang didatangkan ini jumlahnya terbatas. Yakni sekitar 1,2 juta sedangkan jumlah ini jauh dari kata cukup untuk diberikan ke seluruh masyarakat Indonesia yang jumlahnya saya 300jutaan.
Tapi yakin nggak nih semua masyarakat
mau untuk divaksin? Yuk kita cari tahu fakta-fakta vaksin corona ini.
1. Jumlah
dosis vaksin beragam
Sebanyak 6,6 juta dosis vaksin COVID-19 dari tiga kandidat vaksin tersebut tiba di Indonesia pada November, berikut daftarnya.
Cansino
Cansino menyanggupi 100.000 dosis vaksin(single dose) pada bulan November 2020, dan sekitar 15-20 juta untuk tahun 2021.
Sinovac
Sinovac menyanggupi 3 juta dosis vaksin hingga akhir Desember 2020. Pengirimannya dibagi dua tahap, yakni 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada minggu pertama November dan 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) lagi pada minggu pertama Desember 2020.
G42/Sinopharm
G42/Sinopharm
menyanggupi 15 juta dosis vaksin (dual dose) tahun ini, 5 juga dosis di
antaranya tiba di bulan November 2020.
2. Kelompok
garda terdepan jadi prioritas
Menteri
Kesehatan RI Terawan Agus Putranto mengatakan, vaksinasi COVID-19 yang datang
di awal-awal ini diprioritaskan pada kelompok tenaga kesehatan, pelayanan
publik, TNI/Polri, dan seluruh tenaga pendidik. Ini sama dengan keterangan
dokter Tirta di podcast Dedy Corbuzier kan?
Kabar
baiknya lagi, bagi kelompok garda terdepan yang tidak mampu secara ekonomi akan
dibayarkan vaksinnya oleh pemerintah, termasuk para peserta penerima bantuan
iuran BPJS Kesehatan.
Hmmm.. Kalau seperti ini, vaksin corona ini HAK atau suatu KEWAJIBAN?
3. Kehalalan
vaksin masih dipastikan
Masih
menjadi tanda tanya besar mengenai kehalalan produk ini. Untuk itu sejumlah tim
dari BPOM, Kemenkes, hingga MUI diberangkatkan ke China untuk memastikan
kehalalan produk COVID-19 Cansino dan Sinovac. Untuk vaksin G42/Sinopharm di
UAE, dikabarkan tidak ada masalah dengan kehalalan vaksin. Alhamdulillah yah
kalo halal.
MUI-nya
Abu Dhabi sudah menyatakan no issue dengan kehalalan vaksin G42, Direktur Utama
Bio Farma Honesti Basyir dalam keterangan resmi Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Senin (12/10/2020).Meksi begitu,
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku sudah membicarakan
tentang kehalalan vaksin COVID-19 dengan MUI.
Katanya
sudah dibahas jauh hari terkait dengan halal tidaknya. Sepertinya tidak mungkin
juga ya bila pemerintah memberikan produk yang masih subhat. Jadi insya Allah
karena untuk pandemi COVID-19, semuanya Insyaallah halal, halalan thayyiban.
Pernyataan ini diterangkan oleh Airlangga dalam siaran pers BNPB melalui kanal
YouTube Senin (12/10/2020).
Dokter
Tirta juga bilang insya Allah halal, makanya beliau berdeklarasi bahwa beliau
siap menjadi orang pertama yang divaksin corona ini. Bismillah, katanya.
4. Suntik
vaksin disebut mulai Desember 2020
Staf Ahli Menteri Kesehatan, Alexander Kaliaga Ginting menyebut suntik vaksin COVID-19 akan dimulai secara bertahap pada Desember 2020. Pemerintah sudah membahas tahapan yang akan dilalui dalam pelaksanaan vaksinasi, dari persiapan teknis, logistik, hingga komunikasi
Dari fakta yang saya tulis di atas,
ketika nanti tahun 2021 akan didatangkan vaksin corona dengan jumlah yang lebih
banyak lagi, kloter profesi selanjutnya setelah nakes, tni, polri, kita sebagai
masyarakat juga harus siap. Meskipun pemberian vaksin ini belum menjadi aturan
wajib yang harus dilakukan.
Lalu, bagaimana caranya? Karena ternyata untuk vaksin ini dilakukan secara mandiri loh, temen-temen..
Pemerintah menugaskan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mendistribusikan vaksin virus corona secara mandiri. Dalam melakukan tugasnya, Menteri BUMN Erick Thohir menugaskan PT Telekomunikasi Indonesia dan PT Bio Farma untuk melakukan pendataan masyarakat terkait dengan siapa saja yang ingin mendaftarkan diri. Pendataan diri dapat dilakukan melalui berbagai kanal, seperti aplikasi, website, hingga walk in.
Bagi masyarakat di daerah dengan teknologi yang sangat masif, pemerintah berharap mereka dapat secara mandiri mengakses menggunakan aplikasi atau website. Untuk di daerah pedalaman, prosesnya sendiri akan dilakukan dengan walk in. Pertama, lakukan registrasi dan pre-order vaksin Covid-19. Kemudian, pihak pemerintah akan melakukan initial screening
Nah, di sini jelas ya, bahwa meskipun jumlah penduduk Indonesia buanyak sekali, tapi insya Allah dapat mendapatkan vaksin ini secara merata, malah ada yang bilang vaksin lebih prioritas untuk orang yang pernah positif corona
Nanti setelah tiba waktunya untuk
melakukan vaksinasi, peserta harus datang ke lokasi dua jam sebelum penyuntikan
berlangsung. Ada formulir yang wajib diisi, tujuannya untuk mengetahui siapa
saja yang tengah mengidap penyakit tertentu. Jika diketahui sedang sakit,
peserta tidak boleh melakukan vaksinasi.
Bagi temen2 yang ingin tahu banyak soal vaksin ini, bisa juga langsung mengunjungi website halodoc atau bisa langsung install aplikasi dari play store ya.
Halodoc adalah Aplikasi kesehatan
berbasis online. Pengalaman saya konsultasi dengan dokter melalui aplikasi
halodoc ini sangat mudah. Malahan ada juga yang kerjasama dengan pihak rumah
sakit di Pekalongan. Ini memudahkan saya sebagai pasien ketika ingin mengetahui
akibat gejala penyakit yang dirasakan. Hal itu merupakan bagian dari solusi
kesehatan inovatif yang dapat memudahkan pasien menghemat waktu dalam menebus
resep obat di rumah sakit, baik racikan maupun non-racikan.
Post a Comment