Senin 24 Oktober 2016 Komisi Pemilihan
Umum Daerah (KPUD) Provinsi DKI Jakarta secara resmi menyatakan secarah sah
ketiga pasangan menjadi Calon Gubernur-Calon Wakil Gubernur yang akan mengikuti
kontestasi pilgub 2017 nanti. Ketiga pasangan tersebut adalah Ahok-Djarot ,
Anis-Sandi dan Agus-Silvi. Kontestasi Pilgub DKI Jakarta memang menyedot perhatian
seluruh masyarakat di tanah air, bahkan ada yang bilang pilgub rasa pilpres.
Betapa tidak sejak mulai
pencalonan sampai ditetapkannya menjadi calon resmi pemberitaan seputar pilgub
DKI sangat ramai sekali. Hal itu tidak bisa dilepaskan dari perjalanan
masing-masing calon yang memang menarik untuk diikuti. Ahok sebagai calon
petahana yang pada awalnya keekuh dengan pendiriannya akan maju lewat calon
independen dengan dukungan teman Ahok akhirnya juga luluh dan memilih jalur
partai politik. Begitu juga PDIP yang awalnya menggalang kekuatan partai
politik lain dengan membentuk koalisi kekeluargaan yang bertujuan untuk
menjegal pencalonan Ahok akhirnya balik kanan dan menjadi salah satu partai
utama pengusung Ahok.
Tak ketinggalan pula calon lain
yaitu Sandiaga Uno yang pada awalnya mendapatkan mandat dari Partai Gerindra
untuk menjadi calon Gubernur akhirnya harus rela hati untuk menjadi calon wakil
gubernur. Karena posisi calon gubernur akhirnya diberikan kepada Anis Baswedan
yang pada waktu pilpres justru menjadi
lawan dari partai Gerindra. Anis-Sandi akhirnya hanya diusung dua partai yaitu
Gerindra dan PKS.
Tak kalah mengejutkan pula cagub-cawagub yang diusung koalisi partai Demokrat,
PAN, PKB dan PPP. Mereka akhirnya mengajukan calon Agus Harimurti
Yudhoyono-Silviana. Pencalonan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cagub memang
membuat terkejut masyarakat Indonesia, karena jauh sebelum ini secara
terang-terangan dia menyatakan tidak akan terjun di politik dan memilih
berkarir di militer. Akan tetapi semua itu berubah total ketika kubu Cikeas
yang dimotori oleh ayahanda SBY akhirnya meminta dia ikut berkontestasi pada
pigub DKI 2017 nanti.
Menarik memang melihat profil
masing-masing cagub-cawagub yang akan bertarung pada pilkada DKI awal pebruari
mendatang. Masing-masing calon memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Akan lebih menarik lagi jika kita menengok siapa-siapa dibalik partai yang
mengusung para pasangan tersebut. Para tokoh politik yang sudah matang berada
dibelakang mereka, serta memiliki kisah rivalitas yang panjang. Pasangan Ahok-Djarot
dibelakangnya ada Megawati mantan presiden ke 5 RI sekaligus ketum PDIP yang
sangat berpengaruh, ditambah lagi dengan tokoh dari Golkar, Nasdem dan Hanura
dibalik kekuatan pasangan Ahok-Djarot.
Pasangan Anis-Sandi dibackup
langsung oleh ketum Gerindra Prabowo Subianto yang 2014 mencalonkan diri
sebagai capres. Kekuatan Prabowo didunia politik Indonesia tidak bisa dianggap
enteng meskipun partainya dibilang parta baru akan tetapi pencapaian 2014 lalu
membuktikan bahwa dibawah tangan dinginnya Gerindra menjadi partai besar di
negeri ini. Selain itu dukungan simpatisan PKS yang sangat loyal kepada partai
dianggap sebagai salah satu kekuatan menguntungkan bagi pasangan Anis-Sandi.
Cagub-cawagub Agus-Silvi
dikatakan sebagai kuda hitam, namun meskipun disebut kuda hitam elektabilitas
pasangan ini kian meningkat. Apalagi jika melihat parati pendukung yang
dimotori oleh SBY, maka pasangan calon ini bisa saja menjadi pemenang dalam
kontestasi pilgub DKI tahun depan. Apalagi SBY dikenals ebagai salah satu
politikus handal meskpun tidak banyak bicara. SBY dikenal sebagai ahli strategi
dalam berpolitik, jadi tidak mengherankan meskipun Agus-Silvi adalah orang baru
dalam perpolitikan akan tetapi ditangan SBY bisa jadi mereka menjadi calon kuat
yang bisa mengalahkan petahana dan calon lainnya.
Sehingga sangat wajar jika Pilgub
DKI tahun depan memang rasa Pilpres, karena para tokoh-tokoh besar politik
negeri ini turun langsung untuk memenangkan para kesatrianya. Pertarungan Ahok-Djarot,
Sandi-Anis dan Agus-Silvi berarti pertarungan tiga tokoh utama dibalik layar
yaitu Mega, Prabowo dan SBY. Manakah yang akan menang dan berhak menjadi juara,
masyarakat Indonesia akan setia menunggu hingga tahun depan. Selamat
berkontestasi!.
2 komentar
Saya ngerasa lucu aja, sang petahana kan dulunya dan awal mulanya diusung sama partai kuning krn beliau adalah kader partai kuning. Tapi kok yg getol malah partai merah ya... :) *no offence*
ReplyItulah politik semua bisa terjadi..
ReplyPost a Comment