Pakaian Adat Samin

Tanggal 21 April senantiasa diperingati sebagai Hari Kartini. Biasanya dis eluruh penjuru tanah air akan memperingati hari tersebut dengan berbagai ragam cara dan kegiatan. Ada yang lomba berbusana adat, lomba mirip Kartini, dan lomba-lomba yang lain yang kebanyakan bertema perempuan. Begitu pula di sekolah-sekolah, biasanya para guru dan siswa dianjurkan untuk memakai pakain adat dari berbagai daerah di Indonesia.

Begitu pula di sekolah dimana saya mengajar, bertepatan dengan hari Kartini 21 April, semua guru dan siswa diinstruksikan untuk memakai pakain adat yang dimiliki. Saya sendiri sebenarnya hampir tidak pernah memakai pakaian adat selama ini, hanya ketika menikah saja saya memakai pakaian pengantin adat Jawa. Itupun kalau dilihat-lihat dan saya rasakan gimana gituu, wong dasarnya memang tidak terbiasa pakaian adat, apalagi adat Jawa jadi ya terkesan kurang luwes.

Pakain Adat Samin

Kembali ke hari Kartini beberapa hari yang sudah terlewati, saya sudah mempersiapkan baju adat dari daerah kelahiran saya yaitu Blora. Saya jauh-jauh hari memang sudah memesan baju adat dari masyarakat suku Samin yang kebetulan masih ada hingga saat ini di daerah Blora. Bahkan ketika saya bercerita kepada sesama teman guru terutama yang laki-laki, mereka ingin segera melihat pakaian adat dari suku yang terkenal dengan kepolosannya itu.

Pakaian adat suku Samin memang tergolong sederhana, berwarna hitam dengan lengan panjang, dipadu dengan celana hitam dibawah dengkul alias cingkrang. Namun untuk celana saya modifikasi menjadi lebih panjang dan saya sesuaikan dengan keiginan saya. Namun dengan memakai pakain adat dari daerah saya sendiri saya merasa bangga karena ternyata pakaian dari suku samin ini menjadi salah satu pakaian adat yang dianjurkan untuk dipakai oleh para pegawai di lingkungan Provinsi Jawa Tengah di samping pakaia adat Semarangan, Banyumasan, dna Surakarta yang dipakai setiap tanggal 15 setiap bulannya.