Jelang dilaksanakannya pemilihan presiden pada tanggal 9 Juli nanti, bertepatan pula dengan pelaksanaan puasa ramadhan 1435 H. Ada catatan-catatan menarik berkaitan dengan akan datangnya bulan ramadhan 1435 H, dan juga akan dilaksanakannya pilpres. Catatan itu adalah hadirnya perbedaan yang melingkupi dua moment penting tersebut bagi masyarakat Indonesia, khusunya lagi bagi masyarakat Indonesia yang beragama Islam.
Bagi umat Islam, datangnya bulan ramadhan senantiasa dibarengi dengan adanya berbagai perbedaan dalam pelaksanaan awal ditetapkannya puasa ramadhan. Perbedaan pelaksanaan awal puasa memang bukan yang pertama kali terjadi di Indonesia, karena hampir setiap tahun jelang dilaksanakannya puasa ramadhan, masing-masing ormas Islam di Indonesia melakukannya sesuai dengan keyakinannya. Semisal pada tahun ini, penganut tarekat Naqsyabandiyah Al Kholidiyah di Sumatera Utara mulai berpuasa hari ini, berdasarkan hitungan mereka, 1 Ramadan 1435 H jatuh pada Jumat 27 Juni 2014.
Lain lagi dengan Ormas Muhammadiyah, yang akan melaksanakan puasa pertama pada hari Sabtu 28 Juni 2014 sesuai dengan hisab yang telah dilakukan. Semantara ormas Islam terbesar Indonesia telah memutuskan bahwa 1 Ramadhan 1435 H akan jatuh pada hari Minggu 29 Juni 2014. Sedangkan pemerintah sendiri baru akan melakukan sidang Isbat pada sore ini untuk memutuskan kapan 1 Ramadhan 1435 H akan dimulai.
Perbedaan menjalankan ibadah puasa yang terjadi di Indonesia sebaiknya tidak lagi persoalan yang harus diributkan, karena disamping setiap tahun selalu terjadi, hal tersebut sebaiknya dijadikan pelajaran bahwa memang tidak semua hal itu harud diseragamkan, karena masing-masing memiliki perbedaan pendapat, sebagaimana pula dalam menentukan awal ramadhan. Sebagai umat Islam untuk menanggapi perbedaan tersebut harus arif, dan saling menghormati dan menghargai perbedaan tersebut.
Perbedaan yang tengah hangat di Indonesia bukan hanya persoalan awal penentuan ramadhan, tetapi juga perbedaan dalam menentukan pilihan pada pilpres 9 Juli mendatang. Bahkan perbedaan dukungan pada dua calon presiden yang saat ini masih dalam masa kampanye juga sangat terasa sekali. Hal itu juga terjadi pada umat Islam, seakan terjadi perpecahan antar umat Islam di Indonesia karena perbedaan pandangan dan pilihan dalam memilih capres dan cawapres yang sedang berkompetisi.
Yang pasti perbedaan adalah rahmat Tuhan yang harus di syukuri, karena dengan perbedaan itulah kita akan semakin tahu betapa pentingnya sebuah persatuan. Oleh sebab itulah, wahai bangsa Indonesia, masyarakat Indonesia, khusunya umat Islam di seluruh nusantara jadikan perbedaan sebagai sarana dalam mempererat persatuan, bukan untuk menimbulkan perpecahan, karena sesungguhnya perbedaan itu indah.
1 komentar:
artikelnya bermanfaat sekali,memang semestinya perbedaan itu harus di syukuri,,
ReplyPost a Comment