Setelah menulis tentang cerita ABG kemarin, saya justru bersemangat untuk menuliskan sebuah pengalaman saat masih duduk dibangku SMA/MAN dahulu. Memang yang namanya masa sekolah tentu penuh dengan cerita menarik, menyenangkan, getir, menyedihkan, bahkan terkadang juga mengalami masa-masa membanggakan. Semua itu merupakan bagian dari kisah yang tentu saja pernah dialami oleh setiap orang yang pernah mengeyam masa-masa SMA.
Pernah pada saat menginjak naik ke kelas III, sekaligus sebagai pengurus OSIS lama aku dan teman-teman ditugasi untuk menjadi salah satu panitia Masa Orientasi Siswa (MOS) bagi anak-anak baru kelas I. Saat itu hingga kelas III SMA aku memang belum sekalipun memiliki atau berpacaran. Maklum anak desa, pulang sekolah langsung membantu orang tua bekerja di sawah dan ladang. Sehingga waktu untuk memikirkan pacaran atau punya pacar sama sekali tidak ada.
Namun semua itu berubah ketika aku menjadi panita MOS di sekolah, saat itu kebetulan aku memegang kelas IA, disitu ada siswi baru yang menurutku cantik dan imut-imut. Lalu ceritanya ada rasa gitu, hal itu akhirnya diketahui teman-teman bahkan mereka mendorong untuk segera menembak siswi tersebut. Namun karena memang gak berpengalaman, akhirnya kesempatan itu musnah lantaran kedahuluan oleh ketua OSIS yang baru yaitu anak kelas II.
Siswi tersebut sebenarnya adalah anak dari penjual es yang mangkal tak jauh dari sekolah, biasanya aku dan teman-teman yang lain saat ada jam pelajaran tambahan setelah pulang sekolah dalam 2 kali seminggu beli es disitu. Karena memang es nya enak, apalagi kalau yang jualan adalah anak tukang es tersebut alias, siswi baru yang menjadi pacar dari ketua OSIS pasti aku dan teman-teman akan berlama-lama di warung es tersebut, hehehehe.
Singkat cerita, saat aku sudah lulus dan hijrah ke Semarang untuk kuliah aku malah mendapat kabar bahwa cewek tersebut sama sang ketua OSIS telah bubaran alias putus pacaran. Malah kabar yang kudengar dari sumber terpercaya , yaitu ketua OSIS terbaru alias sahabat dari cewek yang pernah aku taksir mengatakan bahwa antara cewek tersebut sama ketua OSIS ternyata bertepuk sebelah tangan, sebenarnya kabar bahwa mereka berpacaran merupakan klaim sepihak dari sang ketua OSIS.
Mendengar hal itu aku hanya bisa tersenyum saja, karena saat itu aku sudah memiliki kehidupan baru lagi yaitu kehidupan kampus. Bahkan aku sudah menjadikan kisah Putih abu-abu sebagai pelajaran yang berharga. Masalah pacaran gagal saat SMA bagiku merupakan pelajaran dan keuntungan karena aku bisa fokus belajar. Apalagi tak lama kemudian aku mendapatkan kabar bahwa cewek cantik imut-imut yang pernah aku taksir kembali ke rumah asli orang tuanya di Jombang Jawa Timur dan sudah menikah.
Itulah sedikit kisah dibalik Putih Abu-abu. ini Kisahku apa kisahmu....???
Post a Comment