Cerita ABG memang
bermacam-macam, ada kalanya penuh dengan cerita indah, menyenangkan, membuat
bahagia. Namun ada juga cerita yang mengecewakan, penuh dengan rasa penyesalan.
Namun, cerita itu merupakan salah satu pelajaran yang sangat berharga bagi masa
depan kita semua, asalkan cerita itu benar-benar bisa memberikan sebuah hikmah
dalam kehidupan kita.
Sewaktu masih SMA dulu, tepatnya saat masih menyandang status sebagai
siswa Madrasah Aliyah Negeri di salah satu kota kecil di Jawa Tengah tepatnya
di perbatasan dengan Jawa Timur aku diberi kesempatan untuk aktif berorganisasi
salah satunya adalah menjadi pengurus OSIS dan juga pramuka. Khusus di OSIS aku
menjabat sebagai koordinator bidang rohani. Oleh sebab itulah tak jarang
teman-teman sering memanggil dengan sebutan pak kyai. Hehehehe.
Seperti biasa ketika sudah beranjak ke kelas III, maka kepengurusan
OSIS berakhir. Dan untuk melepas masa kepengurusan ada ide dari teman-teman
untuk mengadakan kegiatan Baksos di suatu daerah yang miskin sekaligus bisa
jalan-jalan. Setelah terjadi kesepakatan akhirnya ditentukan tempatnya yaitu
suatu desa terpencil di kecamatan Tanggungharjo Puwodadi. Katanya teman yang sudah
survie disana ada air terjunnya juga sehingga kami sekaligus bisa rekreasi.
Setelah izin dari kepala sekolah di dapatkan, maka pada hari H kami serombongan
akhirnya berangkat dengan membawa perlengkapan dan keperluan baksos, ada beras,
ada mie instan, dan bahan makanan lain. Karena jarang pergi jauh dari rumah,
maka akupun ikut saja tanpa ada rasa curiga sedikitpun kepada teman-teman yang
lain. Apalagi teman-teman yang ikut adalah para pengurus OSIS periodeku
ditambah lagi dengan beberapa pengurus OSIS baru yang ternyata adalah cewek
semua.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua jam akhirnya rombongan
kami yang berjumlah 15 orang (8 laki-laki 7 perempuan) tiba di tempat, bukannya
rumah penduduk kayak mau KKN, ternyata yang kami tuju adalah area hutan yang
katanya tempat kemah anak-anak pramuka. Setelah
menanyakan kepada teman yang ketua OSIS zamanku, dia malah tersenyum dan bilang
memang kita mau Baksos karena penduduk tidak ada yang mau ditempati sehingga
akhirnya harus nginep dengan memasang tenda kayak pramuka gitu penjelasan
temenku.
Setelah dua tenda terpasang pada siang harinya, kami rapat sebentar
bahwa untuk makan maka harus memasak sendiri, dan tempat tidur cowok sendiri,
dan cewek sendiri. Malam pun datang, kami menyalakan api unggun, setelah agak
malam kami pun berembuk untuk gantian jaga buat yang laki-laki, untuk giliran pertama ternyata aku sama Joni (nama samaran)
anak seorang kyai dan pengurus sekolah. Setelah sepakat akhirnya teman-teman
yang lain mulai tidur, tapi anehnya bukannya menuju ke tempatnya masing-masing
untuk tidur, malah ada beberapa teman yang mojok berduaan dengan pasangan dari pengurus
OSIS Baru.
Ternyata saat itu aku baru sadar, cewek-cewek pengurus OSIS yang baru sengaja
diikutsertakan karena mempunyai hubungan asmara dengan teman-temanku yang cowok.
Woalah-alah…yang lebih gila lagi mantan ketua OSIS-ku yang kebetulan memang perempuan
ternyata juga menjalin asmara dengan tetanggaku yang adik kelas alias pengurus
OSIS baru juga. Bukan hanya mojok, mereka juga tak segan berpelukan dan
terkadang saling mencium.
Bahkan lebih gila lagi, ada teman yang terang-terangan bilang mau tidur
bareng pacarnya meskipun hanya sebatas tidur bareng saja. Melihat hal tersebut
rasanya aku langsung pingin pulang saja, tapi gimana lagi saat itu di tengah
hutan, lagi pula aku orangnya gak pernah sekalipun pergi jauh sehingga kederrr
juga kalau mau pulang sendiri. Wallhasil
malam itu aku bersama Joni akhirnya jaga semalaman tanpa diganti sampai pagi
karena teman-teman yang lain asyik dan sibuk dengan urusan masing-masing. Meskipun
aku melihat adegan yang kurang baik malam itu, aku tidak berani menegur
teman-teman yang lain karena takut mereka tersinggung.
Malam kedua ternyata ada kejadian, dimana ada sekelompok preman dari kabupaten
Pati yang kebetulan memang dekat dengan daerah dimana kami kemah mendatangi
kami sambil mabuk dan mengancam kami bahkan mengajak untuk bertengkar. Setelah melakukan
negosiasi dan dikasih uang akhirnya mereka pergi, namun mereka akan datang lagi
katanya. Setelah kejadian itu, akhirnya kami berembuk untuk mempercepat
kegiatan tersebut dan esoknya berencana pulang kembali lagi ke sekolah.
Melewati malam itu, meskipun diselemuti ketakutan justru sebagain
teman menggunakan kesempatan tersebut untuk bisa berpelukan dan tidur bersama
teman-teman yang cewek. Walhasil seperti malam pertama dua tenda yang sebelumnya
mau digunakan untuk cowok dan cewek sendiri malah digunakan secara bersama-sama.
Bahkan karena memang tidak terbiasa dengan hal itu, aku memilih untuk berjaga
saja sampai pagi, disamping memang tidak mempunyai pasangan hehehehehe.
Setelah pagi tiba dan sesudah mandi dan sarapan, maka akhirnya kami
memutuskan melakukan bakti sosial di desa terdekat dengan tempat kemah kami. Barang
bawaan yang memang ditujukan untuk bakti sosial diserahkan kepada kepala dusun
untuk di bagi kepada penduduknya. Setelah itu kami memutuskan menyewa mobil
terbuka dari masyarakat setempat untuk mengantar kami kembali ke sekolah.
Ada perasaan senang karena acara dipercepat yang awalnya 5 hari
menjadi 3 hari. Disamping memang karena takut didatangi lagi oleh preman-preman
dari Pati, kejadian yang dilakukan oleh teman-teman saat malam hari jujur membuatku
kurang sreg. Bagiku kejadian tersebut benar-benar membuatku syok, karena
ternyata teman-temanku berani berbuat terlalu jauh meskipun masih berstatus
pelajar apalagi pelajar yang bersekolah di sekolah agama.
.
3 komentar
awesome post, keep continue blogging brooo!!! sinaumedia
ReplyIngin bikin kaos? Alangkah baiknya kalian menggunakan bahan cotton combed 30 s
ReplyHi thhanks for sharing this
ReplyPost a Comment