Bulan ramadhan dan hari raya idul fitri 1434 H memang telah usai, berbagai kenangan indah tentu dirasakan oleh umat Islam, khususnya umat Islam Indonesia dengan salah satu tradisi yang mereka lalui yaitu mudik lebaran. Selain kenangan waktu mudik tentu saja berbagai kenangan manis dan berkesan tentu banyak dirasakan, terutama bagi mereka yang merayakan lebaran di kampung halaman masing-masing tentu kesan tersebut akan sulit terlupakan.
Namun, tak semua umat Islam pada saat puasa dan lebaran idul fitri tahun ini mengalami kebahagian pasalnya banyak saudara-saudara kita yang justru mengalami kepedihan karena di tinggal oleh saudaranya akibat kecelakaan saat mudik dan sebab yang lain. Salah satu sebab lainnya adalah karena petasan. Yaa petasan, atau sering juga disebut sebagai mercon merupakan salah satu ciri khas yang ada menjelang lebaran, atau bahkan sekarang sudah sangat menjamur mulai datangnya bulan ramadhan.
Saat ini petasan di produksi besar-besaran dengan berbagai macam bentuk dan ragam agar menarik untuk dibeli masyarakat. Dan benar saja, saat ini petasan seakan menjadi barang wajib yang dimiliki oleh masyarakat terutama anak-anak kecil saat bulan ramadhan dan menjelang lebaran. Meskipun kita semua tahu bahwa petasan sesungguhnya dilarang karena bahaya yang ditimbulkan bisa mengakibatkan orang meninggal dunia.
Pada ramadhan kali ini juga begitu, beberapa nyawa melayang sia-sia hanya karena main petasan yang berbahaya. Bukan hanya petasan, saudaranya yang agak tidak galak yaitu kembang api juga sering membawa sial. Di Surabaya seorang anak perempuan harus meninggal dunia gara-gara terbakar saat bermain kembang api dengan kakaknya. Di Purwokerto Kakek yang sudah berumur 70 tahun yang hidup sendiri akhirnya tewas akibat kena letusan mercon yang ia buat sendiri, bahkan rumahnya juga terkena dampaknya. Sedangkan yang paling mengenaskan adalah meninggalnya 3 orang anak dan yang lainnya luka akibat terkena ledakan petasan jumbo di Pemalang.
Meskipun semua orang tahu akan bahaya dari petasan akan tetapi semakin banyak pula yang mencari dan bermain dengannya. Seringkali dilarang oleh pihak berwajib, semakin sering pula orang mencarinya dan ingin memilikinya. Meskipun banyak pula nyawa melayang sia-sia karena petasan, namun tetap saja gak ada kapok-kapoknya anak-anak bermain dengannya. Memang semakin dilarang, semakin nekat juga masyarakat kita untuk menyalakan petasan dimana pun, kapan pun...semoga mereka sadar akan bahaya petasan.
Post a Comment