Aku merupakan warga Jawa Tengah yang lahir di kampung halaman di kabupaten Blora, oleh sebab itulah darah dan jiwaku tetap sebagai warga Blora meskipun saat ini KTP ku telah berpindah menjadi warga Kabupaten Pekalongan. Karena memang darahnya wong Blora, ya bagaimanapun identitas aku di Semarang masih di kenal sebagai orang Blora, begitu juga di kalangan mahasiswa Blora yang kuliah di Semarang terutama mahasiswa IAIN Walisongo Semarang tetap menganggapku sebagai senior mereka, yang kalau ada apa-apa mesti di ajak rembugan.
Semasa menjadi mahasiswa aku memang aktif di organisasi daerahku yang bernama Ikatan Mahasiswa dan Pelajar Blora (IMPARA) Komisariat IAIN Walisongo dan juga aktif menjadi pengurus pusat IMAPARA Semarang. Bahkan di IAIN sendiri aku pernah menjabat dua periode menjadi ketua umumnya. Sehingga tak mengherankan hingga aku sudah lulus dari IAIN selama 6 tahun para junior masih sering bertemu dan berdiskusi seputar persoalan di Blora maupun kegiatan lainnya. Apalagi senior yang ada di Semarang sangat sedikit, bahkan jarang yang mau ikut-ikutan ngurusi Orda. Maka dari itu sebagai orang yang pernah merasakan pahit-manisnya berjuang demi IMPARA sebisa mungkin aku tetap meluangkan waktu jika dimintai adik-adik mahasiswa dari Blora.
Konggres IMPARA Semarang |
Seperti dua minggu yang lalu, saat akan di gelar Konggres IMPARA Semarang pada Sabtu 18 Mei 2013 di gedung DPRD Provinsi Jawa Tengah, aku juga masih dimintai saran untuk acara tersebut. Kebetulan juga ketua panitianya berasal dari IAIN sendiri, sehingga jauh hari sebelum acara dilaksanakan aku sering dimintai saran demi kelancaran acara tersebut. Baik itu mulai format acara, siapa-siapa yang harus diaundang, terus bagaimana format konggresnya. Sebagai senior aku memberikan saran yang terbaik buat mereka, yang penting acara bisa sukses.
Agenda acaranya sebenarnya aku hanya di undang saja sebagai senior, karena pengisi acara dalam Konggres IMPARA Semarang direncanakan akan di isi oleh pejabat penting dari Blora, mulai dari Bupati, Ketua DPRD Blora, dan juga KNPI Blora. Bahkan rencananya juga akan di isi oleh wakil ketua DPRD Jateng yang kebetulan adalah orang Blora yang memberikan fasilitas tempat dan akomodasi di ruang Banggar DPRD Provinsi Jawa Tengah.
Tapi apa boleh buat rencana yang telah di susun oleh panitia berantakan karena semua pejabat yang di undang izin karena keperluan acara lain. Bagitu juga senior yang ada di Semarang terutama bapak-bapak juga berhalangan hadir, sehingga mereka kebingungan. Akhirnya sang ketua menelpon aku dan bilang supaya aku datang secepatnya ke gedung DPRD Provinsi Jateng karena diminta untuk memberikan kata sambutan mewakili senior. Waduh padahal sesuai rencana awal sambutan dari wakil senior yaitu dari ketua KNPI Blora yang juga merupakan mantan ketua IMPARA Semarang, saat itu akupun masih di sekolah.
Akhirnya aku putuskan minta ijin ke kepala sekolah untuk menghadari acara konggres IMPARA Blora. Sesampainya di gedung DPRD Provinsi aku langsung dipersilahkan masuk panitia dan dimintai nanti memberikan sambutan. Tapi aku mengatakan agar menunggu dulu siapa tahu yang berkenan memngisi akan datang, tetapi setelah dipastikan yang sambutan tidak bisa tepat waktu maka akupun menerima permintaan panitia konggres. Dan saat itu ternyata perwakilan dari pejabat Blora telah datang yaitu ketua Dipenda Blora.
Karena pejabat dari Blora sendirian, akhirnya aku diminta panitia mendampingi beliau. Dan acara pembukaan pun dimulai, dan aku pun akhirnya mmeberikan kata sambutan. Dalam sambutankau hanya berpesan supaya mahasiswa Blora tidak terkotak-kotak meskipun berbeda pandangan dan beda universitas, selain itu aku berpesan agar mereka tidak memikirkan apa yang bisa diberikan organisasi tetapi harus berpikir bagaimana memberikan yang terbaik untuk organisasi dan masyarakat Blora.
1 komentar:
boleh minta nomor hp ketua impara sekarang
ReplyPost a Comment