Banyak sudah postingan yang telah di tulis
oleh Bibi Erry, mulai dari curhatan yang sifatnya ringan hingga tulisan yang
tergolong berat. Setelah mengubek-ubek
tulisannya sohibul kontes, saya tertarik pada salah satu postingan yang memuat
tentang sinetron Indonesia.
Membaca postingan bibi Erry tentang “WajahSenetron Indonesia” membuat hati ini tertarik untuk mengomentarinya. Terus
terang saja, dari banyak postingan yang ditulis oleh sohibul kontes Bibi Titi
Teliti’s Korean Giveaway! postingan tentang senetron inilah yang membuat
diriku memutuskan untuk berpartisipasi
dalam ajang kontes ini, apalagi hadiah yang ditawarkan waoowww banget
hehehhehe….
Berbicara tentang senetron Indonesia memang
tidak akan pernah selesai, karena harus diakui bahwa salah satu acara televisi
yang paling digemari oleh masyarakat Indonesia adalah sinetron. Dan anehnya
pula berbagai sinetron dengan berbagai genre, baik itu percintaan, lucu, horor,
laga, dan lain sebagainya tetap menjadi favorit tontonan masyarakat kita
terutama ibu-ibu dan remaja putri. Bisa dikatakan bahwa sinetron Indonesia memang unik.
Sinetron memang telah menghipnotis
masyarakat Indonesia, hal tersebut terlihat jelas saat banyak masyarakat kita yang
hobi nonton acara tersebut tiap hari mulai dari sinetron yang tampil di pagi
hari hingga menjelang tengah malam. Selain itu banyaknya masyarakat yang meniru
berbagai karakter dari para pemain sinitron, baik itu cara berbusana, cara
berbicara hingga sikap dan tingkah laku yang diperagakan oleh para artis yang
bermain dalam sebuah sinitron tersebut menunjukkan bahwa sinetron memang
menjadi magnet kuat di dunia pertelevisian Indonesia. Namun yang patut
disayangkan adalah, bahwa kebanyakan yang ditiru bukanlah hal-hal yang positif
tetapi jutru hal yang negatif.
Sinetron Indonesia kebanyakan memang lebay,
bahkan cenderung materi yang disajikan kurang mendidik, terutama bagi remaja
dan pemuda yang masih dalam tahap belajar. Sinetron Indonesia kebanyakan
bermaterikan masalah percintaan, perselingkuhan, perceraian, permusuhan,
pertengkaran, perebutan harta, horor, hingga pembunuhan serta hal-hal yang tak
masuk akal.
Misalnya saja sinetron bertemakan percintaan
dan permusuhan kebanyakan seputar kehidupan remaja di sekolah maupun di kampus.
Hal yang kurang mendidik yang dipertontonkan di sinetron tersebut diantaranya
adalah bermesraan, berciuman di depan umum, bertengkar hingga dendam. Meskipun itu
sebatas lakon di televisi eksesnya di masyarakat sangat besar terutama bagi
remaja dan anak-anak yang sukanya adalah meniru apa yang dilakukan oleh artis
idola mereka.
Belum lagi sinetron tentang perselingkuhan
dan perceraian, hal tersebut seringkali menjadi salah satu penyebab maraknya
perselingkuhan dan perceraian di tengah-tengah masyarakat kita. Karena masyarakat
pecinta sinetron biasanya melakukan hal-hal yang ditonton tersebut. Oleh sebab
itulah menjadi sangat tidak mendidik jika sinetron Indonesia hanya berisikan
hal-hal seperti itu.
Yang lebih parah lagi adalah sinetron untuk
anak-anak yang kebanyakan bermaterikan sesuatu yang tidak masuk akal. Contoh saja
sinetron yang berjudul “Eneng dan Kaos Kaki Ajaib” yang tayang disalah satu TV
swasta. Sangat tidak masuk akal kaos kaki bisa berbicara, bisa menolong dan
lain sebagainya. Ada lagi sinetron anak “Badil dan Blangkon Ajaib” sama-sama
menampilkan sesuatu yang tidak masuk akal. Hal tersebut tentu tidak mendidik
anak-anak kita, karena menyuguhkan cerita yang tidak bisa dicerna oleh otak
kita dan itu tidak baik bagi perkembangan anak-anak.
Belum lagi sinetron horor yang kebanyakan
sangat lebay, dari judulnya saja sangat lucu misalnya : “Suster Ngesot”, “Suster
Keramas”, “Beranak dalam Kubur” dan lain sebagainya. Tayangan-tayangan tersebut
jelas mengada-ada dan terlalu dipaksakan dan membodohi masyarakat luas.
Selain itu, sinetron Indonesia juga terlalu
mengada-ada. Hal itu bisa dilihat pada beberapa sinetron yang tayang hingga
sampai tiga atau bahkan lima season, yang masing-masing season berisi lebih
dari 10 episode. Sangat lucu, dan terkesan sangat dipaksakan skenarionya. Banyak
contoh yang bisa kita lihat, dulu ada sinetron “Tersanjung” yang diputar hingga
sampai 7 tahun. Dan yang paling fenomenal tentu saja sinetron “Cinta Fitri” yang
pantas masuk rekor MURi karena diputar hingga 7 tahun dengan 5 season dan lebih
dari 1000 episode, ruaarrrr biasa.
Meskipun demikian tidak semua sinetron
Indonesia lebay dan bermaterikan negatif, ada juga beberapa sinetron yang bagi
saya sendiri baik dan mendidik. Sebut saja sinetron “Kiamat Sudah Dekat”
garapan Dedy Mizwar. Sinetron ini sangat mendidik karena kaya akan pesan moral
dan agama. Selain itu senetron baru yang cukup mendidik adalah “Tukang Bubur
Naik Haji” yang syarat akan pesan moral dan agama. Meskipun tetap saja masih
ada kekurangan, akan tetapi kedua sinetron inilah yang patut untuk dijadikan
sebuah tontonan karena berisi tuntunan.
Apapun yang saya tulis diatas tentang
sinetron Indonesia merupakan penilaian yang sifatnya masih subyektif. Namun demikian,
saya berharap sinetron-sinetron yang ditayangkan oleh berbagai stasiun televisi
nasional hendaknya lebih mengedepankan nilai edukatif bukan hanya nilai hiburan
dan ekonomis semata. Karena bagaimanapun juga televisi Indonesia dengan
sinetronnya adalah media yang ampuh untuk bisa menularkan hal-hal yang sifatnya
positif maupun negatif. Harapannya semoga pecinta sinetron di tanah air
senantiasa bisa mengambil manfaat positif dari sinetron yang mereka tonton. Semoga!!!
"Sinetron Indonesia Kurang Mendidik" diikutsertakan dalam
Post a Comment