Mungkin semua orang diseluruh Indonesia, khususnya di Ibu Kota Jakarta saat ini sedang mengalami satu musibah tahunan, yaitu banjir. Yaa... musim penghujan merupakan musim banjir bagi sebagian besar wilayah di Indonesia terutama Jakarta. Dan banjir yang melanda Jakarta merupakan sebuah rutinitas tahunan, dimana musim hujan tiba, bisa dipastikan sebagian wilayah Jakarta akan kebanjiran. Bahkan banjir yang terjadi beberapa hari yang lalu juga masuk Istanan Negara.
Sungguh suatu hal yang sangat riskan, dimana ibu kota negara dalam beberapa hari ini bisa dikatakan lumpuh total akibat banjir. Bukan hanya kerugian materi materi yang nilainya ratusan milyar, korban jiwa pun tak bisa dihindarkan, puluhan orang meninggal akibat banjir besar tahun ini. Beberapa tanggul penahan banjir jebol, bendungan seakan sudah tidak bisa menampung air hujan, sedangkan hujan sendiri setiap hari selalu turun, sehingga sangatw ajar bila akhirnya banjir bandang menyerang.
Bundaran HI seperti lautan |
Memang bukan hanya Jakarta, tetapi hampir diseluruh penjuru nusantara saat ini sedang musim hujan dan banjir juga terjadi di berbagai wilayah di tanah air. Meskipun hal tersebut sudah sering terjadi, namun anehnya masyarakat Indonesia sedikit sekali yang mau mengambil pelajaran dari musibah tersebut. Mereka seakan sudah merasa sangat biasa dengan keadaan tersebut, padahal hal tersebut sangat merugikan bukan hanya soal harta benda tetapi juga nyawa. Bangsa ini seakan acuh dengan banjir yang terjadi secara berulang-ulang, bahkan ada kesan bahwa banjir dianggap sebagai sebuah kebutuhan.
Kalau mau jujur, banjir yang terjadi akhir-akhir ini dan melanda hampir di seluruh wilayah Indonesia sesungguhnya merupakan sebuah teguran dari Tuhan. Betapa tidak saat ini amsyarakat Indonesia sangat kurang peduli dengan lingkungan. Semua lahan dijadikan perumahan, pabrik dan mall-mall, membuang sambah dengan sesuka hati, tanaman di ganti dengan tiang-tiang beton, sehingga tidak mengherankan jika hujan turun tidak bisa meresap ke dalam tanah karena elemen yang bertugas meresap sudah tidak ada. Dan yang terjadi akhirnya dalah banjir.
Para pengungsi |
Harus kita akui bahwa kehidupan
kita sekarang ini telah mengalami berbagai macam kerusakan baik fisik, psikis maupun moral,
bumi Allah telah menjadi rusak akibat ulah tangan manusia itu sendiri. Begitu juga banjir yang terjadi akhir-akhir ini tak lain karena ulah manusia sendiri. Sebagaimana firmanNYA “Telah
nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”
(QS. 30:41)
Jadi sudah sangat jelas, bahwa saat ini kita tidak boleh saling menyalahkan antara satu dengan yang lain, karena musibah banjir yang terjadi tak lain karena memang akibat kelalaian kita sendiri. Oleh sebab itulah hal yang harus kita lakukan adalah instropeksi diri dan berbuat baiklah dalam mengelola alam dan lingkungan yang telah dititipkan oleh Allah dengan sebaik-baiknya.
“Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan (maksiat)[1]
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS Ar Ruum:41).
Post a Comment