Angka putus sekolah anak Indonesia tahun ini masih tinggi. Kurang lebib
12 juta anak Indonesia (2010) yang belum bisa menyelesaikan wajib belajar
(Wajar) Sembilan tahun. Hal itu tentu sangat bertolak belakang dengan alokasi
anggaran untuk pendidikan yang mencapai 20% dari total APBN. Sayangnya anggaran
sebesar itu hingga saat ini belum bisa digunakan sebagaimana mestinya.
Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya anak putus sekolah tak lain
karena mahalnya biaya pendidikan. Sekalipun saat ini pemerintah telah
memberikan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan juga beasiswa, akan
tetapi hal itu tampaknya belum cukup untuk menekan jumlah anak putus sekolah.
Karena bantuan-bantuan tersebut hanya bersifat terbatas, BOS hanya untuk
kebutuhan sekolah dan beasiswa hanya untuk biaya SPP siswa. Sedangkan biaya kebutuhan
lain yang jumlahnya lebih banyak masih menjadi tanggungan siswa.
anak putus sekolah |
Di sisi lain, di tengah maraknya anak-anak putus sekolah justru
pemerintah menggulirkan program sekolah unggulan berlabel rintisan sekolah
bertaraf internasional (RSBI) dan sekolah bertaraf internasional (SBI). Keberadaan
dua sekolah ini malah menjadi dilema bagi dunia pendidikan kita. Di satu sisi
pemerintah ingin membangun pendidikan berkualitas, di sisi lain hal itu memunculkan
nuansa diskriminatif, karena RSBI/SBI hanya mengakomodasi kepentingan orang
kaya.
Dari sanalah muncul kecemburuan
dari sekolah-sekolah non RSBI/SBI.
Sekolah-sekolah tersebut akhirnya mengadopsi cara yang digunakan oleh
sekolah RSBI dengan meningkatkan biaya sekolah. Dalam hal ini tentu yang jadi
korban adalah anak-anak dari keluarga miskin, sehingga yang terjadi adalah
banyak anak putus sekolah karena tidak mampu membayar biaya sekolah yang
tinggi.
Untuk dapat mengurangi angka putus sekolah anak diperlukan solusi selain
program BOS dan Beasiswa. Solusi tersebut salah satunya adalah mengaktifkan
kembali Program Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) yang kian meredup. GNOTA
saat ini masih sangat dibutuhkan untuk menekan angka anak putus sekolah.
anak jalanan |
Harus diakui jika saat ini jumlah orang tua asuh yang terlibat dalam
GNOTA jumlahnya berkurang. Sehingga perlu dilakukan kembali sosialisasi akan pentingnya
Gerakan Nasional Orang Tua Asuh bagi anak-anak yang terancam putus sekolah.
Keberadaan GNOTA sangat penting untuk memberikan bantuan berbagai kebutuhan
sekolah anak diluar dana BOS dan beasiswa.
Dana bantuan dari orang tua asuh digunakan untuk mencukupi kebutuhan
sehari-hari siswa di sekolah, seperti membeli buku tulis, tas sekolah, seragam
sekolah dan perlengkapan penunjang lainnya. Sehingga dari sana diharapkan akan mampu
mengurangi beban dari para orang tua yang memiliki anak usia sekolah.
Dengan bantuan tersebut setidaknya akan memberikan kesempatan bagi
anak-anak untuk tetap bisa belajar dan mendapatkan pendidikan yang bermutu.
Yang terpenting lagi adalah dengan adanya GNOTA maka angka anak putus sekolah
akan sedikit demi sedikit bisa dikurangi.
Post a Comment