Tidak terasa sudah satu minggu lebih ini umat Islam
menjalankan ibadah puasa, ibadah yang merupakan salah satu rukun Islam dan pelaksanannya
diwajibkan bagi seluruh muslim sedunia. Hal itu sesuai dengan Firman Allah “Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertaqwa.” (QS Al-Baqarah [2]: 183). Lalu bagaimana
sebaiknya umat Islam memaknai bulan puasa tersebut?
Bulan ramadhan (puasa) bagi
sebagian umat Islam hanya dimaknai sebagai bulan dimana seluruh umat Islam di dunia
diwajibakan untuk berpuasa. Dalam konteks ini mereka memahami bahwa puasa hanya
sebatas menahan makan, minum, tidak melakukan hubungan seks antara suami-istri mulai
dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari (magrib), serta menjauhi
hal-hal yang bisa membatalkan puasa. Puasa seorang yang demikian digolongkan
sebagai puasa awam (biasa) karena
hanya memenuhi syarat rukun berpuasa saja.
Ramadhan |
Bagi sebagian yang lain
bulan ramadhan dimaknai sebagai bulan ibadah, dimana pada bulan inilah semua
amal ibadah yang dilakukan oleh umat Islam yang berpuasa akan dilipat-gandakan
pahalanya. Sehingga tak jarang pada bulan ini setiap muslim berlomba-lomba
untuk beribadah siang dan malam, beramal, shadaqoh, dan lain sebagainya hanya
untuk mendapatkan pahala lebih, meskipun akhirnya terkesan riya (pamer) karena hanya dijalankan pada saat bulan ramadhan tiba.
Selain itu, umat Islam juga
ada yang memaknai bulan puasa sebagai bulan pendidikan (Syahru At Tarbiyah), karena pada bulan inilah
umat Islam benar-benar dididik selama sebulan penuh untuk menjadi pribadi yang
bertaqwa. Ramadhan ibarat sekolah, namun sekolah yang gratis. Di dalamnya kita
diajarkan bagaimana berpuasa dengan baik, dididik secara sistematis dengan
kurikulum yang sempurna, di dalamnya berisikan materi-materi amal dan ibadah serta semua
kebaikan dengan imbalan pahala yang berlipat ganda. Puasa adalah proses pendidikan
dengan kualitas terbaik tanpa ada pungutan biaya alias gratis bagi setiap
muslim baik yang kaya maupun yang miskin, pejabat ataupun rakyat semua berhak
mendapatkan pendidikan gratis ini.
Proses
Belajar
Bulan
ramadhan (puasa) identik dengan sebuah madrasah yang mengajarkan sekaligus mendidik
hamba-hamba Allah yang mu’min untuk menjalani pendidikan Islam secara sempurna
(tarbiyah islamiyah mutakamilah)
meliputi; tarbiyah jasadiyah (pendidikan
fisik) aqliyah (pendidikan intelektual), dan ruhiyah (pendidikan ruhani).
Dengan menjalankan ketiga model pendidikan tersebut sekaligus pada bulan puasa diharapkan
kaum muslimin setelah ramadhan berakhir akan menjadi pribadi-pribadi yang sempurna
(insan kamil) dengan meraih gelar
sebagai orang yang bertaqwa (muttaqin)
.
Dalam tarbiyah jasadiyah (pendidikan jasmani), seseorang muslim di didik untuk
bisa menahan keinginan yang sifatnya biologis seperti makan, minum, tidak melakukan
hubungan suami-istri di siang hari serta hal-hal lain yang bisa membatalkan
puasa. Sedangkan tarbiyah aqliyah atau
fikriyah (pendidikan intelektual) mendidik sekaligus melatih umat
Islam untuk tidak hanya memikirkan hal-hal yang sifatnya duniawi seperti harta,
pekerjaan, atau jabatan saja. Tetapi mereka lebih diarahkan untuk berpikir masalah
ukhrawi (akherat) yang lebih besar
dan mulia dengan cara memperbanyak berdzikir, membaca al Qur’an, atau dengan
cara melakukan kajian-kajian ilmu-ilmu keislaman.
Tarbiyah ruhiyah (pendidikan
ruhani) berguna mendidik seseorang yang berpuasa untuk
membersihkan ruhaninya dari berbagai penyakit hati, seperti hubbuddunya (mencintai harta), ghibah (menggunjing), hasud (dengki), namimah (suka mengadu domba), pemarah, bakhil, tamak, permusuhan
dan penyakit hati lainnya. Dengan hal itu diharapkan akan muncul pribadi muslim
yang memiliki sifat dan sikap banyak bersyukur, mencintai sesama, saling
menghargai, tolong-menolong, memperbanyak sodaqah, peduli terhadap orang miskin
dan anak yatim, dan lain sebagainya.
Dengan menjalani ketiga
bentuk pendidikan di atas selama bulan ramadhan, diharapkan akan melahirkan
muslim sejati yang senantiasa mau belajar untuk; Pertama, peka
terhadap lingkungan sekitar, karena bulan puasa memberikan kesempatan besar kepada
kita untuk berbagi kepada sesama. Kedua, belajar untuk lebih sabar, karena
inti dari menjalankan ibadah puasa tak lain adalah untuk mengendalikan hawa
nafsu.
Ketiga, belajar disiplin, karena di dalam
berpuasa secara tidak langung kita telah diajarkan untuk hidup disiplin. Contoh
kecil adalah disiplin dalam waktu menjalankan sholat dan juga waktu makan
menjadi lebih teratur. Keempat, belajar untuk jujur, lewat puasa ramadhan
kita didik dan dilatih untuk selalu berkata, bersikap dan berlaku jujur. Jika
hal itu berhasil maka kita bisa hidup jujur dalam bulan-bulan selanjutnya. Kelima, belajar ikhlas, ketika bulan
puasa umat Islam dituntut untuk memperbanyak amal ibadah dengan ikhlas. Tanpa dilandasi
keikhlasan maka puasa dan seluruh amal-ibadah serta kebaikan umat Islam akan menjadi
sia-sia. Karena kunci seluruh amal perbuatan manusia jika ingin diterima Allah adalah
ikhlas.
Jika setiap muslim yang
berpuasa sadar bahwa sesungguhnya bulan puasa merupakan proses belajar dengan berbagai ujian dan
evaluasi di dalamnya serta mereka dapat menjalaninya dengan penuh rasa keikhlasan,
maka niscaya diakhir ramadhan mereka akan mendapatkan kemenangan,
serta dapat lulus dengan predikat sebagai orang-orang yang bertaqwa (muttaqin).
selamat berpuasa
Post a Comment