Pelaksanaan
ujian nasional sudah selesai dan pengumuman hasil ujian juga sudah di umumkan. Bagi yang lulus patut untuk bersyukur, namun bagi yang belum lulus tidak boleh berkecil hati karena bisa mencoba lagi di tahun depan. Namun ibarat sebuah permainan, siswa
yang mempersiapkan diri dengan baik tentu telah meraih kelulusan dengan nilai yang bagus.
Namun bagi siswa yang kurang belajar maka kegagalan dan kekecewaan yang saat ini didapatkan.
Gagal
dalam Ujian Nasional tentu sangat mengecewakan. Bukan hanya dirasakan oleh
siswa yang bersangkutan, kekecewaan juga akan dirasakan orang tua, guru serta
sekolah. Meskipun standar nilai kelulusan masih sama seperti tahun sebelumnya,
akan tetapi pada tahun ini ujian ulangan ditiadakan. Itu artinya siswa harus
dapat lulus satu kali, jika gagal maka secara otomatis harus mengulang pada tahun
mendatang.
Kelulusan |
Meskipun
pelaksanaan UN telah dilaksanakan setiap tahun dengan persiapan yang lebih
matang, hal tersebut belum bisa menjamin kelulusan semua siswa yang
mengikutinya. Sehingga potensi gagal dalam UN masih besar, apalagi bagi siswa
yang malas belajar dan memiliki kecenderungan tidak menyukai mata pelajaran
yang di UN kan.
Bagi
sebagian siswa gagal dalam ujian memang sangat memalukan. Sehingga tak jarang dalam satu tahun terakhir banyak kasus bunuh
diri dilakukan siswa karena tidak lulus dalam ujian nasional. Dan bukan tidak
mungkin kasus serupa terjadi pada ujian nasional tahun ini. Masih labilnya
mental dan emosi siswa yang rata-rata masih remaja sangat berpengaruh terhadap
terjadinya perilaku nekat siswa ini.
Memang
harus diakui beban yang ditanggung siswa menjelang ujian nasional sangat berat.
Betapa tidak siswa harus dituntut belajar ektra keras siang malam. Tambahan jam
pelajaran, les privat dan ikut bimbingan belajar seakan menjadi menu wajib bagi
siswa. Bukan hanya itu saja, tekanan dari berbagai pihak terutama orang tua,
guru dan sekolah juga semakin menambah beban siswa.
Harus Bijaksana
Kegagalan dalam ujian nasional hendaknya disikapi dengan bijaksana
oleh semua pihak. Jangan sampai siswa dijadikan sebagai pihak paling bertanggungjawab
atas kegagalan UN. Hal tersebut akan membuat siswa semakin terpuruk. Jika hal
itu terjadi maka kasus bunuh diri siswa akibat gagal UN bisa bertambah banyak.
Untuk
menghindari hal tersebut terjadi, maka peran aktif dari sekolah, guru serta orang
tua sangat penting dalam memberikan arahan pada siswa yang mengikuti ujian.
Orang tua bisa berperan dalam memberikan support kepada anaknya. Sementara itu
pihak sekolah dan guru bisa membantu memberikan konseling serta motivasi kepada
siswa yang bersangkutan.
Pemerintah dalam hal ini juga tidak bisa lepas tangan.
Harus ada evaluasi menyeluruh tentang dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan
ujian nasional. Jangan sampai ada siswa yang bunuh diri lagi karena alasan
tidak lulus UN.
Post a Comment